Powered By Blogger

Senin, 28 Maret 2011

Gunung Api dan Petir Bantu Ciptakan Kehidupan Bumi


Sup purba atau primordial soup itu berasal dari penelitian ahli biokimia Profesor Stanley Miller pada 1958. Kini ilmuwan menemukan banyak asam amino, bahan yang dianggap sebagai materi dasar kehidupan yang dapat membentuk protein jika bergabung satu sama lain, di sup purba itu.

Sebelumnya, Profesor Miller melakukan percobaan yang terkenal. Ia berusaha menciptakan kondisi atmosfir saat kehidupan belum muncul di Bumi, sekitar empat juta tahun lalu. Dengan mengirim percikan listrik melalui campuran metana, amonia, uap air dan hidrogen, Miller berhasil melakukan stimulasi petir. Selanjutnya, ini ternyata menghasilkan asam amino sederhana dan senyawa organik lain.

Studi terbaru menggunakan teknik modern yang seribu kali lebih sensitif dari percobaan Profesor Miller. Penelitian itu diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Science.

Ilmuwan mengungkapkan sejumlah besar senyawa organik, di antaranya 23 asam amino. Sekitar 20 asam amino yang terhubung satu sama lain dalam bentuk rantai materi ternyata membentuk protein yang menjadi bahan awal pembentukan sel bagi semua unsur organik di makhluk hidup.

Kelimpahan asam amino ternyata lebih besar daripada perkiraan yang ditunjukkan dalam penelitian Profesor Miller.

"Melampaui apa yang kami pikirkan, ini sangat mengejutkan. Asam amino ternyata lebih kaya daripada yang diperkirakan dalam perrcobaan Miller,” ujar Profesor Jeffrey Bada dari University of California, San Diego, Amerika Serikat. Ini tidak hanya menunjukkan peningkatan hasil penelitian tetapi juga keanekaragaman lebih besar dari senyawa yang diproduksi dari campuran gas tertentu, kata Bada lagi.

Penelitian itu juga mendukung teori bahwa gunung berapi memainkan peran penting dalam penciptaan kehidupan. Letusan gunung berapi ternyata merupakan sumber utama sulfida hidrogen. Materi itu juga lebih sering ditemukan saat Bumi masih berusia ‘muda’.

Profesor Bada menemukan pula asam amino di sampel Profesor Millers sama dengan materi yang ada di meteorit. Ini menunjukkan bahwa proses yang melibatkan sulfida hidrogen membantu penyebaran benih kehidupan di seluruh Sistem Tata Surya.

Kehidupan Alien Disedot Lubang Hitam Antariksa?


Ilmuwan masih bingung untuk melakukan konfirmasi secara pasti soal kehidupan di luar planet Bumi. Kini, beberapa di antaranya percaya kekuatan penghancur dari ledakan bintang, atau sering dikenal dengan nama white dwarf hypernova, telah memusnahkan keberadaan alien. Makhluk asing itu sudah tersedot ke lubang hitam.

Dalam proses itu, saat bintang kerdil yang muncul dari runtuhan sisa bintang tua tersebut tidak stabil dan meledak, mungkin turut pula menghancurkan kehidupan asing di sekelilingnya.

Ilmuwan juga percaya kemungkinan Bumi dapat hancur akibat proses ledakan sinar gamma. Radiasi gamma yang rutin menghasilkan oksida nitrat yang mungkin merusak ozon.

Meskipun begitu, Dr. Edward Sion dari Villanova University di Pennsylvania, mengatakan kepada Daily Galaxy, peristiwa menakutkan itu kecil kemungkinan terjadi dalam waktu dekat.

Hipernova pada dasarnya merupakan supernova (ledakan bintang) yang raksasa. Proses ledakan itu menghasilkan fenomena yang dikenal dengan nama stellar-mass black hole. Lubang hitam itu terbentuk dari keruntuhan gravitasi.

Menakjubkan, Inilah Bintang Mirip Teh Panas











Dua bintang ini berhasil ditemukan menggunakan tiga teleskop bertenaga tinggi. Keduanya memiliki ukuran seperti Jupiter, namun memiliki temperatur sekitar 100 derajat Celcius. Ini sama seperti suhu yang digunakan untuk menghangatkan secangkir teh, tulis laporan Daily Mail. Objek itu diberi nama CFBDSIR J1458+1013B.

Dengan teleskop baru yang sangat kuat, ilmuwan mampu melihat bintang yang ternyata lima kali lebih suram dan 130 derajat lebih dingin dari brown dwarf yang pernah ada sebelumnya.

“Kami sangat gembira berhasil menemukan objek dengan temperatur serendah itu. Kami tidak menduga bahwa ada bintang dengan sistem ganda namun memiliki komponen yang berbeda,” kata pengamat bintang Philippe Delorme dari Institut de plantologie et d'astrophysique de Grenoble.

Bintang ini menjadi bukti pertama dari keberadaan bintang jenis baru yang disebut ‘Y Spectra’. Inilah bintang yang memiliki kemiripan dengan planet. Bintang itu pertama kali diidentifikasi oleh astronom di Keck II dan teleskop di Kanada, Prancis dan Hawaii.

Kamis, 10 Juni 2010

Terungkap, Nenek Moyang Manusia Kanibal


Moyang manusia diketahui adalah kanibal. Klaim itu berdasarkan penemuan fosil tulang yang menunjukkan pengulitan untuk penguburan ritual maupun konsumsi kanibalistik.

Spesies baru Homo gautengensis diperkirakan hidup dari 2 juta tahun lalu dan hilang sekitar 600 ribu tahun lalu, berdasarkan keterangan Dr Darren Curnoe ahli antropologi yang mengidentifikasi makhluk itu.

Kesimpulan itu berdasarkan fosil berumur 2 juta hingga 800 ribu tahun, berupa potongan tulang tengkorak, rahang, gigi dan tulang lain yang ditemukan di gua Sterkfontein, provinsi Gauteng, Afrika Selatan.

Dr Curnoe dari University of New South Wales Australia percaya bahwa makhluk ini merupakan kanibal, dilihat dari luka yang ditemukan.

Tanda dari tulang tengkorak Stw 53 ini menunjukkan pengulitan, baik untuk penguburan ritual maupun konsumsi kanibalistik, ujar Dr Curnoe.

Seiring dengan tulang yang dibakar, tanda ini juga menunjukkan bahwa makhluk tersebut telah menjadi ‘menu’ bagi Homo gautengensis lain, tambah ilmuwan tersebut.

Spesies baru tersebut memiliki gigi yang menunjukkan adaptasi dari pemakan tumbuhan yang tampak juga digunakan untuk mengunyah, tulis studi yang sebentar lagi akan dipublikasikan di jurnal Homo.

Dibandingkan dengan manusia modern, spesies baru ini secara proporsional memiliki lengan yang panjang, wajah yang sedikit mirip dengan kera, gigi besar dan otak yang lebih kecil, cukup untuk komunikasi verbal.

“Ini menunjukkan kemungkinan Homo gautengensis memiliki bahasa,” kata Curnoe kepada majalah National Geographic.

Penemuan dari manusia baru ini tidak hanya menambah susunan pohon keluarga manusia, tapi ini juga memberi goncangan yang cukup besar.

Selama beberapa dekade, peneliti telah mencari spesies yang berhubungan dengan anggota pertama genus Homo. Di awal tahun ini, telah diumumkan bahwa ada bagian yang ‘hilang’ dari susunan manusia, dalam bagian Australopithecus sediba

Dalam identifikasi manusia terbaru, memberikan kunci dalam teori ini karena sebelumnya diketahui lebih banyak makhluk primitif dibandingkan Homo gautengensis dan hidup di saat yang sama dan di tempat yang sama, berdasarkan keterangan Dr Curnoe.

Awan Pasir 21 Meter Sapu Kota China


Seperti di adegan film bencana Hollywood, awan pasir setinggi 21 meter terlihat menjulang di atas barisan rumah, kemudian jatuh sebagai serpihan di kota kecil China.

Penduduk bersembunyi di rumah mereka dengan jendela dan pintu tertutup untuk berlindung dari badai debu yang menyapu wilayah itu setiap menitnya.

Hari seperti berubah jadi malam, saat berton-ton debu menghalangi masuknya matahari dan mengurangi jarak pandang hingga 180 meter. Namun, tiba-tiba badai ini menjadi tenang dan awan tinggi kembali membayangi bumi, memanggil penduduk untuk segera membersihkan sisa-sisanya.

Golmud merupakan tempat tinggal bagi 200 ribu orang. Kota industri baru ini dibangun dekat dengan gurun Gobi, yang merupakan padang pasir terbesar di Asia. Meskipun bukan tempat tinggal ideal, sepuluh ribu orang telah memilih pekerjaan di danau garam di wilayah tersebut.

Namun prospek pekerjaan yang baik itu, membutuhkan beberapa pengorbanan. Setiap musim semi, angin yang kuat akan menerbangkan pasir dari Gobi hingga menyebabkan lapisan besar debu dan pasir yang kemudian jatuh di sekitarnya.

Pasir tersebut dapat menyebabkan pemadaman listrik secara berkala, penundaan penerbangan dan penyakit pernafasan.

Pasir Gobi bahkan pernah menyebar hingga Beijing, dengan sekitar satu juta ton melayang ke kota tersebut setiap tahunnya. Bulan Maret lalu, beberapa kota di China berwarna oranye akibat badai pasir tersebut.

Lebih dari seperempat wilayah China, sekitar satu juta mil persegi, ditutupi pasir Gobi yang kemudian menutupi sebagian besar wilayah utara negara tersebut.

Chinese Academy of Sciences memperkirakan jumlah dari badai pasir ini telah melonjak 6 kali lipat sejak 50 tahun lalu.

Sekitar 80% badai ini terjadi antara bulan Maret dan Mei. Kecuali pemerintah menemukan cara efektif untuk menghentikan penyebaran pasir dari gurun ini, badai tersebut akan terus berlanjut.

Muncul Lubang Misterius di Guatemala


Sebuah lubang besar yang muncul setelah badai tropis di kota Guatemala telah menakuti penduduk. Namun lubang yang menelan seluruh bagian persimpangan itu menarik ahli geologi.

Lubang itu berdiameter 20 meter dan memiliki kedalaman sekitar 30 meter. Ahli geologi mengatakan bentuk bundar menunjukkan terdapat formasi gua di bawah tanah, namun penyebab sebenarnya dari lubang tersebut masih sebuah misteri.

“Saya dapat menyebutkan pada Anda bukan kesalahan geologi dan ini juga bukan hasil dari gempa bumi,” kata David Monterroso, ahli geofisika di National Disaster Management Agency.

Lubang ini terbentuk pada Sabtu lalu dan juga telah menelan sebuah pabrik pakaian sekitar 2 kilometer dari situs, dengan lubang yang sama pada tiga tahun lalu.

Penduduk mengatakan suatu keajaiban karena tidak ada pekerja pabrik yang meninggal.

“Mereka sangat beruntung,” kata penduduk bernama Honora Olivia. “Mereka pulang pada pukul 6 sore, satu jam sebelum lapisan bumi terbuka.”

Penduduk mengatakan seorang penjaga lolos karena terjebak di rumahnya akibat terjadi hujan lebat karena badai tropis Agatha di Amerika Tengah.

Badai ini telah menewaskan setidaknya 180 orang. Penduduk percaya bahwa satu hingga dua orang mungkin hilang, namun pihak berwenang mengatakan tidak ada laporan kematian.

Lubang yang sama tahun 2007 telah membunuh 3 orang dan merubuhkan beberapa rumah di area yang sama. Lubang itu diperkirakan akibat hujan dan lapisan bawah tanah sangat lemah.

Namun terlalu dini untuk mengatakan bahwa cuaca yang menyebabkan masalah itu, kata Monterroso yang juga menyelidiki kejadian terbaru.

Polisi dan tentara telah membuat penjagaan di sekitar lubang untuk mencegah pihak-pihak yang ingin tahu dan terlalu dekat. Sebagian besar orang yang tinggal di dekat wilayah itu telah pindah karena takut lubang akan meluas dan menghancurkan lebih banyak rumah.

Ikan Takut pada Bayangannya Sendiri


Studi terbaru mendapatkan aktivitas melihat diri sendiri di cermin merupakan tindakan yang cukup menakutkan bagi beberapa ikan.

Melihat ke cermin menunjukkan peningkatan aktivitas otak ikan di bagian yang berhubungan dengan ketakutan dibandingkan ikan melihat ikan lainnya yang terpisah oleh kaca, tulis studi ini.

Namun, di kedua kasus ini ikan menunjukkan tindakan fisik yang sama, yaitu melakukan gerakan rutin yang agresif sebagai cara untuk bertarung dengan ikan lain seperti pada lawan yang sebenarnya.

“Ini tampaknya seperti sesuatu yang tidak mereka mengerti,” kata Julie Desjardins, peneliti dan pasca-doktor dari ilmu biologi di Stanford University.

“Saya rasa stimulus ini hanya begitu jauh dari pengalaman realitas mereka dan ini memberi kesimpulan dalam sebuah tanggapan secara emosional.”

Desjardins dan ahli biologis Stanford, Russell Fernald mengatur sesi perbandingan selama 20 menit dari cichlids Afrika jantan yang merupakan ikan air tawar.